Ascaris Lumbricoides

Jam enam sore pulang dari mengadakan pengobatan di sebuah pulau kecil, daerah sangat terpencil bareng para petugas kesehatan Puskesmas Saleman. Belum sempat membuang capek dan perut masih di Puasakan. Diklinik sudah ditunggu pasien. Cewek usia 22 tahun. kondisinya lemah , perut buncit, kurus dan pucat.  Mengeluhkan nggak mau makan, mual dan sering kunang-kunang. Alhamdulillah punya istri satu profesi, jadi pasien langsung ditangani mamanya Najwa. Saya bisa mandi dengan tanpa buru-buru, bersihkan lumpur yang menempel tubuh. 

Dokter disini tidak seperti dokter di kota, yang kerja di dalam ruangan  nyaman, berpendingin, pakai Snell Jas dan jadwal kerjanya sudah terjadwal.  Dokter di daerah sangat terpencil kerjanya serabutan. nggak pake jam yang jelas. Memang jam kerja formalnya jelas. Tapi pasien diluar jam kerja pasti ada saja. Dan sialnya rata-rata minta didatangi dirumah. Kalo ditanya kenapa nggak dibawa, alasan lemas, nggak bisa jalan, ada-ada saja. 

Saat tugas tak jarang harus menyebarang laut pakai perahu kecil, hujan-hujanan melewati jalan yang lebih pantas sebagai medan offroad. Jadi tak heran kalo pulang mengadakan pengobatan diluar, pasti celana item jadi berwarna krem tua.

Selesai mandi dapet laporan dari mamanya najwa kalo pasiennya muntah. Muntahnya bukan hanya makanan tetapi juga cacing. Cacing sepanjang lebih dari spiutt 5cc, warna merah kekuningan ada sedikit putih dan bertubuh gilig. Cacing perut atau dalam bahasa medis disebut Ascaris Lumbricoides, Penyakit yang disebabkan Ascaris lumbricoides disebut Ascariasis. Baca di buku Cara diagnosis Askariasis yaitu dilakukan dengan menemukan telur pada tinja pasien atau ditemukan cacing dewasa pada tinja atau mutahannya. baca lengkapnya wiki.

Aku hampiri pasien, "Ibu kena Ascariasis" 

" itu apa dok?? "

"Cacingan deh loe"

"Yoi Bro..."