Bukan Bang Toyib

ehm... Selamat berpuasa buat para jamaah blog yang dirohmati Allah SWT.  Sudah beberapa hari ini saya gak sempet posting. Maklum awal puasa harus ada penyesuaian jadwal. Ada "job-job" baru yang hanya ada saat bulan Romadhon saja. Misalnya tarawih, sahur, tadarus, tepar karena lapar, ngantuk di siang hari, dan masih banyak lagi yang butuh penyesuaian. Alhasil ngeblognya agak terlantar. dan terbengkalai. Kalaupun sempet online hanya cek-cek email saja.

Belum genap seminggu menjalankan puasa. Namun suasana kerja di Perusahaan tempat saya tinggal sudah terasa banged iklim Lebaran. Banyak teman sudah saling menanyakan "Ambil cuti kapan pak??",  "H min berapa pulangnya pak??", "Bawa udang nggak pak?" "Turun Solo apa Jogja?"dan masih banyak lagi pertanyaan yang spesifik menjurus ke soal mudik.  Mau tidak mau jadi terpengaruh juga. Tiap hari  mamanya Najwa sudah mem-planning lokasi jajahan mulai dari tengkleng Klewer, Teh kampul di Wedangan mburi kampus UNS, Galabo sampai steak dan pizza. 

Perusahaan Tambak udang windu seperti disini bisa dikatakan tidak mengenal hari libur. Selama udang windu masih butuh makan, butuh oksigen, butuh air maka karyawan yang berjumlah sekitar 1500an harus tetap bekerja.  Sehingga untuk memberikan  hak cuti karyawan,  perusahaan menerapkan aturan-aturan agar tambak masih tetap beroperasi normal. Salah satu aturannya, untuk level supervisor  keatas,  dalam satu departemen tidak diperbolehkan mengambil cuti secara bersamaan. Alhasil saat mau lebaran, semua berlomba-lomba cepat-cepat mengajukan cuti. Tiap lebaran Tak jarang dalam satu departeman lebih dari 7 orang mengajukan cuti secara bersamaan. Orang HRD sebagai pemberi lampu hijau harus dibuat bingung untuk memilih salah satu diantaranya. Jika cara musyawarah mufakat buntu,  dipakai cara konvensional yang terbukti manjur yaitu : undian.

Alhamdulillah sampai saat ini jatah cutiku tidak pernah diundi. Maklum di departemen Poliklinik cuma ada 1 dokter, Jadi pasti kebagian cuti terus. Ada salah satu teman, di departeman budidaya sampai dapat julukan mbah Toyib gara-garanya berkali-kali ikut undian agar bisa Puasa dan lebaran di kampung tapi hasilnya, 5 kali Puasa dan 5 kali lebaran selalu dapat jatah di Tambak.