Korban Politik Ipin Upin

Kebutuhan pokok dan prioritas adalah sebuah variabel. Tiap kondisi dan tiap orang tentu sangatlah berbeda. Banyak faktor yang bisa merubah prioritas kebutuhan pokok setiap orang. Laki-laki bujang dan masa pubertas, sabun, sampo dan parfum menjadi lebih diutamakan.. *penampilan mas dab.. Para bujangan lebih mementingkan obat ganteng daripada obat kuat. Buat apa mampu bertarung 12 ronde tanpa jeda, tapi secara yuridis facto nggak ada saksi dan alat bukti. *Busyet urusan obat kuat dibawa ke ranah hukum.

Saya heran dengan penduduk asli disini, yang notabene tinggalnya dikampung tengah hutan. Listrik gak ada, sekolahan seadanya, jalan masih ofrut, mayoritas kerjaan masyarakat yang non formal yang hanya mengandalkan alam tapi kok sibuk terlalu berlebihan ngurus politik yang kejam dan gak bikin kenyang. Sebuah prioritas yang bisa dikatakan ampun deh..

Sah-sah saja berpolitik, tapi pliss pakai dong akal sehat. Jangan sampai gara-gara pilkada yang diselenggarakan 5 tahun sekali saja, warga dalam kampung sampe bersitegang gara-gara beda kubu. Satu kubu pendukung cabup Ipin, sedangkan yang lain pendukung kubu Upin. Yang lebih saya heran, sholat jumat yang biasanya jamaah banyak sampai turun drastis. Usut punya usut ternyata causanya Takmir masjid adalah pendukung Upin, so warga kampung pendukung Ipin gak mau sholat Jumat.. *Anjrit begrot.. Emang sholatnya menghadap ke Ipin Upin.

Saya gak mau ambil pusing, sebagai pendatang,pura-pura bego adalah cara jitu untuk gak terlibat dalam urusan politik Ipin Upin.. Mau Ipin ataupun Upin yang penting saya dan Najwa masih bisa hidup tentram nonton Shaun the Sheep..

*Hmmm.. Sebuah negeri yang kartunn..


Nebloggg pake Syamsung JiTab®