Rujukan Pekok

 Learning by ndhlosor...

Entah karena efek kreatifitas yang disengaja salah tempat atau memang otak gak pernah di update sehingga disini banyak  penyalahgunaan "kreatifitas" dan kepekokan yang bertumbuh pesat . Disini ternyata banyak juga karyawan yang pekok nan menjengkelkan. Salah satunya yang berhubungan langsung dengan saya yaitu mengenai Surat rujukan. Normalnya, Surat rujukan digunakan sebagai pengantar untuk berobat ke tingkat yang lebih tinggi karena dokter dalam pemeriksaannya tidak bisa menangani dikarenakan suatu keterbatasan.  Baik itu keterbatasan wewenang keilmuan, keterbatasan kemampuan, keterbatasan sarana pemeriksaan ataupun keterbatasan obat yang tersedia sehingga dokter menganggep perlu untuk dirujuk ketingkat yang lebih tinggi.

Tapi disini laen,  Karena ketidakjelasan sistem diklinik perusahaan sini dan ketidakjelasan peraturan, alhasil muncul aturan tak tertulis yang aneh dan pekok, yaitu karyawan berobat harus di klinik perusahaan. Kalo mau berobat diluar perusahaan harus pake Surat Rujukan. Biarpun sebenarnya penyakitnya masih mampu ditangani di klinik perusahaan. Dan anehnya lagi surat rujukan tersebut ditujukan ke kantor, untuk keperluan perijinan .  Hmmm Sistem perujukan yang aneh.. Rujukan bukan karena tidak-mampuan tenaga medis tapi karena kemauan si karyawan. Surat rujukan yang Pekok.

Sempet bingung juga dengan sistem aneh ini. Awalnya saya tahu "surat rujukan pekok" ini dari karyawan yang dateng. kira-kira obrolannya begini

"Dok mau minta rujukan, mau berobat ke Ambon."
"Lho sakit apa?? Blom di periksa kok tau-tau minta rujukan"
"Nggak usah diperiksa, saya mau berobatnya di Ambon saja. Saya sudah lapor dan koordinasi dengan atasan katanya minta rujukan dulu ke dokter "
"Lho surat rujukan itu kan bisa saya keluarkan kalo bla.. bla.. bla... " saya mencoba menjelaskan..
"Nggak usah dok, ini buat ijin di kantor saja kok"

Walah ini atasan dan anak buah sama-sama pekoknya. Yang bikin aturan dan pengguna aturan juga podho-podho blo'onnya.  Dengan berat hati saya keluarkan suart rujukan pekok ini, lah wong yang minta adalah orang kantor sendiri...

Dari aturan dan sistem yang nggak jelas itu jelas terdapat celah yang bisa disalahgunakan para oknum karyawan otak kadal. Contoh kasus, karena minta ijin ke atasan untuk suatu keperluan tidak berhasil, akhirnya dengan otak kadalnya dia gunakan Surat Rujukan Pekok sebagai surat paling sakti untuk ijin. Dengan bermodal surat rujukan pekok ijinpun 99% bisa terkabul. Dengan alesan sakit yang mengada-ada memohon untuk minta surat rujukan. Bahkan ada juga  yang alesannya hanya untuk periksa saja siapa tahu ada penyakitnya... *walah....!!  Dokter mana sih yang boleh melarang kalo ada pasien yang mau berobat ke sarana kesehatan dengan fasilitas yang lebih baik, Mencari pengobatan yang lebih baik, mencari second opinion itu adalah hak pasien dan diatur diundang-undang. Bagi Dokter perusahaan di sini adalah bagai makan buah simalakama. Mau tidak diijinkan jelas melanggar undang-undang wong mau mencari sarana pengobatan yang lebih baik kok nggak boleh, tapi kalo diijinkan berarti pekok juga nulis surat rujukan yang ngga pada tempatnya..  Ya sudah lah mau tidak mau terpaksa diijinkan lewat surat rujukan pekok tersebut.

Semua dokter pasti sebel juga kalo ada pasien dateng-dateng cuma ngomong  "Dok minta rujukan buat untuk berobat ke Ambon" ...  Dalam hati palingan cuma bisa ngomel "emangnya saya sekolah lama-lama, baca buku tebel-tebel, cuma buat nulis surat rujukan saja. Besok biar Najwa saja deh tulis rujukannya, dia lagi seneng-senengnya belajar nulis tuh... biar sekalian memperlancar... " 

Berhubung sistem dan aturan di klinik perusahaan ini nggak jelas dan pekok adanya, kita cuma bisa ngikuti saja. Rujuk saja... Ngapain susah-susah jelasin dan ndebat preman dengan para oknum karyawan otak kadal. Toh ujung-ujungnya tetep keluar juga tuh rujukan pekok... Lagian nangani pasien sebulan seribu orang, seratus orang atau satu orang, salary yang diterima sama saja tuh... * Besok nyetak Surat Rujukan Pekok yang banyak ah...  Kalo pasien dateng, tinggal ngasih rujukan pekok. Gampang gak pake repot-repot mikir....
Kasus Surat rujukan pekok tersebut menurut saya sudah parah dan perlu pembenahan dan koreksi aturan. Tapi ternyata saya pernah mendapati yang melebihi parahnya. Yaitu Surat Rujukan Pekok yang dijadikan jalan untuk menambah penghasilan. Gimana caranya??? eh ternyata, oknum pasien minta rujukan memang untuk berobat ke kota. Tapi saat pengajuan ganti biaya berobat, dia melipatgandakan dari biaya yang sesungguhnya.
Sambil menyelam minum es teh.  Ampyun deh... * tepok jidat.