Demam Goyang

Jika anda berada didaerah Indonesia timur (Seperti Maluku, Papua), tentu tidak asing dengan istilah "Demam Goyang". "Demam goyang" disini bukan berarti hobi goyang, Musim bergoyang atau lagi tergila-gila dengan goyangan ratu dangdut. Sebagai parktisi medis tentu sering dihadapkan dengan istilah-istilah awam. Demam Goyang yang dimaksud adalah Malaria. Penyakit satu ini masih cukup banyak ditemui di negara kita tercinta, khususnya di Indonesia Timur. Tapi tak sedikit juga ditemui di wilayah Kalimantan. 

Malaria yang di sebarkan oleh gigitan nyamuk Anophles termasuk endemis di daerah yang kawasan wilayahnya banyak hutan dan rawa-rawa. Karena masih endemisnya Malaria, Masyarakat awam yang tinggal di daerah terpencil, pengetahuan dan informasi masih sangat minim, "menghakimi" semua demam dengan obat antimalaria.

Untuk mendiagnosis penyakit malaria Susah-suah gampang, secara tehnis tidaklah berbeda dengan penyakit pada umumnya, yaitu : Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang. Diagnosis pasti malaria harus ditegakkan dengan pemeriksaan darah secara mikroskopik atau dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic test (RDT)). Dari Anamnesis malaria yang sangat penting diperhatikan adalah adanya :
  • Keluhan demam, menggigil, berkeringat, dan dapat juga disertai sakit kepala, mual, mutah, diare, dan nyeri otot.
  • Riwayat Datang ke wilayah endemik malaria
  • Riwayat tinggal di daerah endemik malaria.
  • Riwayat sakit malaria
  • Riwayat mendapat tranfusi darah.
Adapun dari pemeriksaan fisik :
  • Demam, dengan suhu lebih dari 37,5 derajat Celsius
  • Conjungtiva dan Telapak pucat
  • Pembesaran Hepar (hepatomegali).
  • Pembesaran lien (splenomegali)
Bahkan pada kasus Malaria dengan komplikasi bisa ditemui :
  • Ganguan kesadaran.
  • Keadaan umum yang lemah.
  • Kejang.
  • Mata dan Tubuh kuning (ikterik).
Untuk pemeriksaan Penunjang dilakukan pemeriksaan sediaan darah untuk dinilai jenis parasit malarianya (plasmodium), Kepadatan dan Stadiumnya. Pada kasus malaria yang berat, yang kadang disertai penurunan kesadaran, Pada beberapa literatur menyebutkan perlu pemeriksaan tambahan lain : Darah rutin, Kimia darah (Gula darah, Bilirubin, SGOT dan SGPT, Albumin, Globulin, Ureum, Kreatinin) Elektrolit dan gas darah, EKG, Foto thorax, Analisis Cairan serebrospinalis, Biakan darah, Uji serologis, Biakan darah, Uji serologis
dan Urinalisa.

Differential diagnosis dari malaria tanpa komplikasi antara lain : Typhoid fever, Dengue Fever, ISPA, Leptospirosis ringan, dan infeksi virus yang lain. Sedangkan pada malaria berat diagnosis bandingnya : Radang otak, radang selaput otak, Typhoid ensefalopati, Hepatitis, Leptospirosis berat, Sepsis, Dengue Shock syndrome (DSS).

Untuk terapi malaria akan saya posting di lain kesempatan. Semoga kilas tentang demamm goyang dapat bermanfaat.


Juru ketik Honorer : Yunan Hari: 19.00.00 Kategori:

7 Komen penuh makna..:

  1. Wah bahaya tuh,,, pemerintah harus cepat bertindak,,, semoga lekas sembuh ya untuk kawan2 dsna...

    BalasHapus
  2. istilahnya bagus juga ya, demam goyang...

    BalasHapus
  3. dasar nyamuk, kecil2 tapi berani lawan manusia..

    BalasHapus
  4. baru denger tuh istilah demam goyang..kirain goyang inul ato apa heheh

    BalasHapus
  5. wah klo di jakarta gejalanya sama ga yh??

    BalasHapus
  6. saya endah mahasiswa analis kesehatan, saya sedang melakukan penelitian, kalau di daerah maluku ( luar pulau jawa) metode untuk pemeriksaan kreatinin darah menggunakan metode apa? metode jaffe atau metode tausky?

    BalasHapus