Dari VOC ke Cacingan

Juli ini saya sudah 4 tahun survive di negeri sagu. Tahun 2007 Saya menginjakkan kaki pertama kalinya di Ambon dan pertama kalinya juga masuk ke Pulau Seram. Meski VOC datang empat abad lebih dulu, namun secara sepintas antara VOC dan saya ada juga kesamaannya. VOC awal kedatangannya ke Maluku tak lain adalah sebuah kebetulan saat berlayar mencari rempah-rempah. Berlayar mengelilingi dunia, singgah di berbagai tempat. Afrika, Malaka, dan tempat tempat lain dan akhirnya singgah ke dataran Maluku. Seiring bergulirnya waktu buah pala, dan hasil bumi lainnya ternyata hanyalah sebagai dalih, yang pada dasarnya tujuan VOC di Maluku berubah dari hanya sekedar mencari rempah-rempah berganti untuk menjajah. Rempah-rempah  sudah ditangan tapi masih enggan untuk meninggal Maluku.

Aku pun begitu, jujur saja, awal kedatanganku ke Maluku adalah materi. Maklum dokter yang baru lulus, perubahan status dari seorang mahasiswa yang uang saku pas-pasan masih dari subsidi oarang tua tiba-tiba harus berubah status menjadi seorang Dokter. Walaupun belum genap 100 hari menyandang gelar dokter, ekspektasi orang-orang disekitar tentu berbeda dari jaman sekolah dulu. Banyak hal yang mengharuskanku lebih gigih mencari uang sendiri. Berpindah-pindah dari mulai menggantikan dokter praktek, ngasong di klinik-klinik di pinggiran Tangerang hingga menjadi dokter perusahaan dan mengabdi ke negeri orang dan tentunya harus mengorbankan banyak hal. Sering berjalannya waktu pergeseran tujuan mulai terjadi. Alhamdulliah materi yang saya kumpulkan saya anggap sudah pada level cukup, walau masih sangat jauh bila dibandingkan dengan kekayaan gayus ataupun nazaruddin. Tapi keinginan untuk meninggalkan Maluku masih terlampau jauh. Mungkin karena banyak pengalaman yang saya dapat di Maluku, jadi masih ada rasa enggan untuk pulang.

Bicara soal pengalaman, Selama saya di Maluku, banyak pengalaman medis berupa mitos-mitos yang tidak masuk akal yang saya jumpai. Dan mitos tersebut  sangat tumbuh subur karena banyak tenaga medis yang masih mengamini mitos-mitos. Contoh kecil saja, cacingan. Banyak orangtua yang minta diresepi obat cacing untuk anaknya. Aku oke-oke saja, didalam benakku ini sebuah kesadaran akan kesehatan. Belakangan pernah suatu ketika aku iseng menanyakan alasan kenapa kok minta obat cacing, ternyata hanya karena anaknya sering menggorek hidung. Mereka beranggapan bahwa jika anak-anak sering mengorek hidung berarti cacingan. 

Masih soal seputaran cacingan. konon agar obat cacing lebih manjur, dalam membeli obat cacing si penjual obat cacing tidak boleh memberikan langsung ke pembeli, tapi harus melemparkan  obat tersebut ke tanah, kemudian pembeli yang memungut dari tanah. Untung obat cacing yang beredar disini kebanyakan tablet, lalu bagaimana jika yang kemasan sirup yah?? Dan lebih anehnya mitos ini tidak hanya di warung-warung saja, melainkan juga saya jumpai saat disebuah sarana kesehatan. Waduh.. bagaimana bisa sehat kalo obatnya saja sudah terkontaminasi.. Bisa-bisa Cacing hilang, Mencretpun datang...

Wah udah dulu ah, malah ngelantur kemana-mana....

Juru ketik Honorer : Yunan Hari: 10.45.00 Kategori:

27 Komen penuh makna..:

  1. wahh ternyata di sana masih berlaku mitos ya mas.. tapi bukankah mitos itu berlaku karena peranan langsung dari penduduknya.. manakala mereka masih percaya hal tersebut, maka sudah barang tentu banyak hal serupa di sana :(

    BalasHapus
  2. jhahaha ada-ada aja tuh dasar mitos gan, hehe, aku masih belum percaya tentang mitos itu gamn, hehe

    BalasHapus
  3. masuk ke pedalaman memang banyak hal hal asik yang jarang kita temukan sebelumnya
    bahan tulisan menarik tuh bos..

    BalasHapus
  4. xixixi ngeri kali tuh mitos nya,,, nyari vitamin tambahan kali ya dari tanah,,,

    BalasHapus
  5. bener banget gimana kalo yg sirup?? tanah smua dong yg tersisa

    BalasHapus
  6. pantes za cacingan mitos nya aneh gitu,,, ada2 za obat ko di lempar ke tanah
    ky apa tuh jadinya??

    BalasHapus
  7. wahh ternyata di sana masih berlaku mitos ya mas..

    BalasHapus
  8. mitos dan mitos z yach indonesia,.,.,..huh

    BalasHapus
  9. peristiwa yang harus di kenal dan di hayati sebagai filsafat kita....walaupun itu agak menakut kan.

    BalasHapus
  10. Cacing hilang, Mencretpun datang..ha..ha....memang benar...

    BalasHapus
  11. hmmm, nice info bro,
    keep posting.

    BalasHapus
  12. terima kasih atas inpormasi nya

    BalasHapus
  13. assalamualikum,wrwb.met sore semua, karna sebentar lagi kita akan menyambut datangnya bulan suci romadhon, saya mohon maaf atas semua kesalan baik yg di sengaja / yg tdk di sengaja, smoga amal ibadah kita dapat di terima oleh alloh swt. amin yarobbal alamin.

    BalasHapus
  14. maaf komentarnya di luar jalur.met menunaikan ibadah puasa.maaf kalo banyak salah yang di sengaja maupun tidak di sengaja.

    BalasHapus
  15. Mantap dengan keanekaragan indonesia,,,
    I LOVE Indonesia...
    salam dahsyat,,,

    BalasHapus
  16. Thanks atas semua sharenya,,,
    kami tinggu kunjungan blognya bos,,,

    BalasHapus
  17. Nice shot and this place sounds great. Thanks a lot for sharing this interesting article here.

    BalasHapus
  18. makasih info nya sangat menarik nie......

    BalasHapus
  19. wah ampe cacingan gt.. hehe

    BalasHapus