2-8 Maret 2009, Aku jalan-jalan di kepulauan Kei Besar Kab Maluku Tenggara. Sebenarnya kurang tepat kalo "jalan-jalan", karena aku ada urusan yang relatif penting juga. Aku berangkat dari Ambon dengan Pesawat ke Tual/Langgur. di Tual aku menginap semalam di Hotel yang cukup ternama di kota kecil itu. Pagi harinya aku sudah di jemput di hotel oleh dua Wanita cantik, keturunan Cina dan kebetulan dokter di Kep Kei Besar. Dr Lulu dan Dr Widi. Aku di jemput dua dokter ini atas rekomendasi istriku.
Pagi Aku dah di pelabuhan Motor Watdek-Tual. Dari Watdek kami berlayar ke Elat. kurang lebih 1 jam. Speed kapasitas 40an penumpang dengan mesin Rata-rata 4x40Pk melaju membawaku ke Elat. Sebuah desa di Pulau Kei Besar. Saat ini, Satu-satunya trasportasi dari Tual ke Kep. Kei Besar hanyalah lewat laut.
Saat sesampai di Kei Besar aku langsung cari Ojek untuk ke rumah salah seorang warga Wakol yang "menampung" istri dan anakku saat bertugas di Puskesmas Elat. yah dia adalah Hj Hasnina. Wanita kelahiran 1983, yang cukup di kenal di masyarakat desa Wakol.
Hari-hari di Wakol-Elat Aku lebih banyak menghabiskan waktu di Rumah saja. Palingan jalan-jalan ke kampung saja, untuk melihat pemandangan keseharian di kampung. Secara geografis desa-desa di kep Kei Besar mayoritas berada di pesisir pantai. jadi tak heran jika makanan favorit is Ikan dan pemandangan dimana-mana Pantai dan Pantai.
Mobil & Puskesmas Elat
Aku, Dewi istriku dan Najwa putriku berkesampatan jalan-jalan. Saat jam kerja Puskesmas Elat tempat istriku bertugas dah kelar, Aku sempet jalan-jalan ke Bombay. Ya.. nama Desanya Bombay.. mirip di India Saja. Dari Wakol kurang lebih 20 menit naik mobil umum. Jalan antara Wakol Bombay, Sangatlah parah menurutku. Kami melewati 2 jembatan yang hancur yang konon katanya karena terkikis oleh derasnya hujan. Antara desa dengan desa terpisah hutan, dan pantai. Wah sayang gak sempat aku abadikan gambarnya.
Lingkungan sekitar Puskesmas Bombay
Kami jalan-jalan di Bombay untuk maen saja ke Rumah dinas Salah satu Teman Sejawat. Dr Widi. Dia merupakan dokter satu-satunya di Puskesmas Bombay. Waw.. Rumah dinas dan Puskesmas bener-bener di garis pantai. Terlihat sangat jelas, ranting-ranting pohon yang tersapu ombak terkumpul di belakang puskesmas.
Di Elat dan Bombay juga, Listrik hanya menyala 12 jam saja. saat malam hari sampai dengan pagi. Baru kali ini aku tinggal di pedalaman yang benar-benar infrastrukturnya masih minim. Tapi ini merupakan pengalaman yang bisa mengenalkanku lebih jauh bagaimana keadaan Indonesia.
Pagi Aku dah di pelabuhan Motor Watdek-Tual. Dari Watdek kami berlayar ke Elat. kurang lebih 1 jam. Speed kapasitas 40an penumpang dengan mesin Rata-rata 4x40Pk melaju membawaku ke Elat. Sebuah desa di Pulau Kei Besar. Saat ini, Satu-satunya trasportasi dari Tual ke Kep. Kei Besar hanyalah lewat laut.
Saat sesampai di Kei Besar aku langsung cari Ojek untuk ke rumah salah seorang warga Wakol yang "menampung" istri dan anakku saat bertugas di Puskesmas Elat. yah dia adalah Hj Hasnina. Wanita kelahiran 1983, yang cukup di kenal di masyarakat desa Wakol.
Hari-hari di Wakol-Elat Aku lebih banyak menghabiskan waktu di Rumah saja. Palingan jalan-jalan ke kampung saja, untuk melihat pemandangan keseharian di kampung. Secara geografis desa-desa di kep Kei Besar mayoritas berada di pesisir pantai. jadi tak heran jika makanan favorit is Ikan dan pemandangan dimana-mana Pantai dan Pantai.
Mobil & Puskesmas Elat
Lingkungan sekitar Puskesmas Bombay
Di Elat dan Bombay juga, Listrik hanya menyala 12 jam saja. saat malam hari sampai dengan pagi. Baru kali ini aku tinggal di pedalaman yang benar-benar infrastrukturnya masih minim. Tapi ini merupakan pengalaman yang bisa mengenalkanku lebih jauh bagaimana keadaan Indonesia.
MEMANG KEY BESAR ITU INDAH
BalasHapusNAMUN 2 JEMBATAN YANG HANCUR GARA-GARA TERKIKIS DERASNYA HUJAN TU DIDESA MN Y?
@ Elly : Wah nama desanya kurang tahu pak, yang jelas selama perjalanan dari desa Wakol ke desa Bombay kita meleawti 2jembatan tidak permanen, dan kata sopir oto jembatannya asli sudah rusak. begitu
BalasHapusKei besar Memang minim transportasi. mudah2an mbah punya kesan tersendiri ttg kei besar. Thank's juga udah mampir ke kampung aku(Wakol)
BalasHapuswaaa, kerenTtt, dapat org yg main ke Kei Besar di sini....
BalasHapusbtw, Om nih org mana???
Hj. Nina Saya kenal...
By, anak Kamp. Bugis, elat di sini..
@ Ria : Thank juga dah mampir blogku
BalasHapus@ Mashi : Beta orang jawa boz, sementara lagi tugas di maluku. salam kenal, salam juga buat hj Nina.
idho soinrat. thenks untuk hj Nina dalam membangun kesehatan di daera key besar terutama di puskesmas bombay.
BalasHapusLancar ya jalan-jalannya...selamat bersuka ria
BalasHapusAstaga.com Lifestyle on the Net
Terimakasih pak buat ceritanya...kebetulan lagi cari info tentang ptt drg di maluku tenggara.
BalasHapusSalam
kei besar di thn 1972 penduduknya menurun akibat jatuhnya harga kopra jdi banyak yg tinggalkan kei besar,pembangunan terfokus di kei kecil saja, namun kedepan akan jdi satu kabupaten sendri, tapi baguslah jika sang dukun sudah trip beaten Trek ke kei island, saya percaya buat island explorer tertarik kesana,apalagi di bombay ada juga air terjun dan hutan tropis hingga ke bukit dab, thks, sudah main ke kampungku dan saya tinggalkan elat tgl 15 mei,2009.
BalasHapussaya ingin ke pulau kei besar. ada penginapan di kei besar dan dimana alamatnya? kalau tidak ada penginapan bisa nginap dimana? saya mau ke desa yamtel dan ohoirenan.
BalasHapusKalo dulu jaman saya kesana , kei besar blm ada hotel ato penginapan gan.. Kita nginep di salah satu tokoh masyarakat di sana.
HapusKalo mo nginep di tualnya bisa.. Disana ada beberapa hotel/penginapan.. Salah satunya Dragon, mayan rekomended...