Hari ini Aku sudah semalam di Ambon. Bersama istri dan anakku. Tujuanku ke Ambon bukan untuk main main ataupun sekedar jalan-jalan. Aku harus menjalani serangkaian prosesi untuk mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Kemenkes. Rutinitas tiap setengah tahun. Laksana seorang dukun, kemenyan, bunga tujuh rupa, air dengan jampi-jampi, jajan pasar, tak lupa juga ayam seekor dipersiapkan untuk "memunculkan" sang makluk halus. Pun dengan diriku. Sejepret kertas fotokopian, map, surat ita inu, meterai 6000an menjadi syarat agar SK bisa keluar. *Sambil Komat kamit baca doa*
Persiapan sudah lengkap. Berkas dikirim. Mission acomplished, Tapi belum Game Over. Masih ada bonus stage. Berhubung ada kesempatan main ke Ambon. aku menyempatkan belanja dan sedikit urusan di Bank. Belanja mulai dari pakaian, mainan buat najwa hingga soal dapur. Kebetulan hotel tempatku menginap dekat dengan Amplas (Ambon Plasa) maka aku belanjanya di Amplas saja. Kebetulan di Amplas (seperti plasa-plasa pada umumnya) pakaian dan sebagian kebutuhan harian lainnya bisa di dapatkan. Jelas nggak selengkap Amplas di Jogja, namun Amplas di ambon sudah bisa memenuhi hasrat tersier manusia.
Kadang aku sering lost control kalo lagi belanja. Karena memang kesempatan belanja di kota sangat jarang, dan banyak barang-barang yang nggak bisa aku temui lokasi kerjaku. Rasa-rasanya mau memasukkan semua barang dalam keranjang belanjaan. Melihat garam meja saja laksana melihat mutiara. Lebay banged. Ada sebuah pengalaman yang bikin aku kecewa saat belanja di foodmart di Ambon. Saat itu aku belanja yang lumayan agak banyak. Aku masuk ke kasir mau membayar belanjaan. Saat di kasir, petugas yang melayani adalah dua orang perempuan. Berseragam putih hitam. Dan seluruh deretan kasir tersebut kesemuanya berseragam putih hitam, Jelas baget kalo lagi magang atau trainning. Nggak ada seorangpun yang berseragam krem-oranye sedikit ijo khas petugas foodmart.
Karena belanjaanku lumayan banyak, akhirnya aku minta agar dimasukkan kedalam kardus. Hal yang biasa aku lakukan, selain lebih mudah dan praktis juga memanfaatkan kardus bekas serta mengurangi penggunaan plastik. Menurutku lebih bijak pake kardus bekas daripada make plastik. Tapi jawaban yang diberikan kedua petugas kasir tersebut sungguh mengecewakan dan dengan enteng mengatakan "Karton seng ada " yang artinya "nggak ada kardus". Aduh sungguh mengecewakan jawabannya, bagaimana mungkin toko sebesar foodmart nggak ada kardus bekas. Aku bukan anak kecil yang bisa dibohongi dengan hanya bilang "permennya sudah habis". Setidaknya petugas kasir tersebut bisa memberikan argumen yang masuk akal lah. Atau setidaknya ada petugas Foodmart yang mengawasi kinerja para trainnee, yang bersembunyi atas kemalasan untuk mencarikan kardus dengan berkata "Karton seng Ada".
wes pertamakah ini,,
BalasHapuswah mantap ni ceritanya,,
terima kasih gan buat infonya ,,
emang pelayanan jasa sekarang emang parah.sabar aja gan....entar juga bangkrut kalaw pelayanan kaya gitu mah...
BalasHapusKalo bangkrut mungkin nggak sih, tapi konsumen banyak mengeluh pasti..
BalasHapusyour articles is inspiration for me
BalasHapusyour articles is inspiration for me gn
BalasHapus