Sirkuit Arara - Saleman (Routable)

Nggak ada kesibukan yang keluar jalur, masing-masing masih berjalan sesuai "rel" nya. Ya,Sebuah Rutinitas kerja. Sebenarnya aku termasuk orang yang nggak suka dengan rutinitas. tapi mau gimana lagi, situasi dan kondisi yang menuntutku dengan vonis : menjalani rutinitas. Kadang untuk menghilangkan "kesan" rutin, tak jarang aku melakukan hal-hal yang di anggap kurang kerjaan. Bahkan menurut sebagian orang, hal itu sungguh tak lazim.

Kali ini untuk membunuh waktu dan menghindar dari rutinitas, aku iseng-iseng mencoba belajar membuat peta GPS. Project pertama saya adalah Sirkuit Arara-Saleman. Perjalanan dari tempat tinggalku di Arara ke Puskesmas Saleman. Jalurnya sepanjang 75,8 Km, waktu tempuh sekitar 2 jam. jadi kalo Pulang pergi sekitar 150km sih. Lumayan. Track yang dilalui, kanan-kiri tebing dan jurang, pepohonan rimbun, panorama Gunung Binaya. Kurang lebih 90% jalur aku lalui adalah daerah hutan dari Taman nasional Manusela. Jadi gak heran kalo dijalan ketemu babi hutan, rusa, burung elang, Kasuari yang sedang nongkrong dipinggir jalan.

Terus terang proses membuat peta tidak semudah yang saya bayangkan. Berhubung banyak kendala akhirnya dengan bermodalkan nekat dan Semangat, aku bergabung Navigasi dot net (Navnet). Karena di Navnet banyak pengguna GPS dan para suhu berkumpul. jadi aku berharap bisa dapet pemecahan di navnet. Karena aku masih nubie banged untuk urusan GPS, jadi masih dalam tahap menimba ilmu per-GPS-an dulu. Tugas nubie adalah : Memantau forum, mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, mendownload software yang diperlukan, mempraktekkan dan jika ada kesulitan barulah bertanya ke para suhu GPS.

Kenapa aku nggak instan saja bertanya ke para suhu-suhu di navnet? bukannya lebih praktis? Tanpa susah-susah bolak-balik halaman, tanpa susah-susah googling, Browsing, sampe jengking-jengking.

Ada sebuah pepatah "Malu bertanya sesat dijalan" kelanjutan dalam "versi guyon"-nya "Banyak bertanya (hal gak mutu), memalukan". Meskipun dalam "versi guyon",

Pepatah tersebut bisa memberikan sedikit alasan kenapa saya nggak ngambil cara yang lebih instan. Idealnya sebelum bertanya mengenai suatu topik, tentunya kita harus mengenali dulu topik tersebut, kita sudah mencari tahu, menggali informasi tentang topik tersebut. Setelah semuanya mentok, barulah kita bertanya. that's imho.

Banyak kendala jika kita ingin maju. begitu pun dengan tekadku belajar membuat Peta GPS. kendala selalu ada. salah satu Kendala yaitu Handheld GPS. Aku nggak punya GPS yang bener bener GPS. Untunglah HP Bakpia E71 dah tertanam GPS. Memang sih GPS yang di Bakpia E71 pake GPRS alias pulsa, jadi kalo di aktifkan GPS nya pulsanya juga kepakai. Setelah browsing, googling sampe jengking akhirnya E71 dah bisa di garmin kan. Sehingga bisa ber GPS ria dengan E71 tanpa menggunakan pulsa. Kendala yang lain adalah aku mesti berkali-kali membuat tracklog perjalanan ke Puskesmas, karena jalur yang dilalui adalah daerah yang rimbun pepohonan, dibawah tebing yang tinggi sehingga mbak Garminawati sering ngomel "lost satelite reception". Setiap perjalanan pasti ada bolong-bolong tracklog-nya. Namun Alhamdulillah, setelah berkali kali mondar-mandir  peta Arara-Saleman dah lumayan. Rencana kedepan akan saya perluas hingga ke wahai, dan Untuk sebagian peta tersebut sudah saya upload ke navnet, Kita tunggu saja pengembangannya dari para pengembang peta. moga di edisi kedepan, seram utara bisa masuk.

Ngomong-ngomong Sony laksono kok bisa sampe Makau, pake peta gak ya??